Wednesday, 16 January 2013

Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic



Tenggelamnya kapal penumpang terbesar pertama di dunia 

RMS Titanic, menyimpan banyak misteri dan versi. Terutama tentang bagaimana mungkin kapal yang didaulat tidak bisa tenggelam itu akhirnya terpuruk di dasar laut justru pada pelayaran perdananya.
Seorang wanita di Inggris baru-baru ini mengungkapkan sebuah kisah di balik tenggelamnya kapal Titanic, yang akan meruntuhkan semua versi yang ada.
Namanya Louise Patten, seorang pengusaha wanita yang juga merupakan direktur perusahaan FTSE 100.
Louise Patten tak mengharapkan uang dari penjualan buku tersebut karena sebagai direktur ia sudah kaya raya. Ia hanya ingin “mewariskan” apa yang telah diceritakan sang kakek kepada neneknya, lalu sang nenek mewariskan cerita yang sebenar-benarnya tersebut kepadanya.
“Kebenaran adalah kebenaran”, ungkapnya. Namun semua kebenaran tentang informasi tersebut tersembunyi dan terlindung dengan sangat-sangat baiknya selama hampir 100 tahun, good as gold.
Ia mengatakan bahwa neneknya telah mengungkapkan sebuah rahasia ketika Patten berusia 16 tahun tetapi Patten dilarang untuk membocorkannya karena akan menyebabkan dua hal.
Pertama, rahasia ini akan menghancurkan nama baik almarhum kakeknya, Charles Lightoller, seorang penerima penghargaan pada Perang Dunia I yang juga merupakan pahlawan karena ambil bagian dalam operasi evakuasi Dunkirk pada 1940.
Kedua, rahasia ini akan mengubah sejarah serta membalikkan versi resmi dari tenggelamnya Titanic pada Minggu malam, 14 April 1912 yang menewaskan 1517 orang.
Akhirnya, pada usianya yang ke-56 tahun, dia membeberkan rahasia tersebut karena dinilainya merupakan waktu yang tepat.
Lagipula, menurutnya, semua yang terlibat dalam peristiwa Titanic telah meninggal.
Patten tidak ingin rahasia ini ikut hilang ketika dia meninggal nanti.
Rahasianya ini juga dibaginya dalam novel terbarunya yang berjudul “Good as Gold”.
“Kakekku adalah seorang petugas nomor dua di Titanic, Charles (Herbert) Lightoller. Dia sedang berada di kabin ketika kapal itu menabrak gunung es.
Dia menolak untuk ikut dalam sekoci penyelamat, karena keberuntunganlah dia akhirnya dapat hidup,” ujar Patten memulai ceritanya saat diwawancara oleh The Telegraph, Kamis 23 September 2010.
Patten menceritakan semua yang ibunya ceritakan dahulu. Patten mengatakan bahwa kakeknya meloncat ke air yang dingin saat Titanic tenggelam di perairan Grand Banks dekat pulau Newfoundland di Kanada.
Kakeknya ikut terhisap air saat kapal tersebut terhisap ke dasar laut, kemudian terjadi ledakan pada kapal yang mendorong kakeknya ke permukaan.
Beruntung, kapal penyelamat sedang berada di lokasi tersebut dan dia berhasil diselamatkan.
Ketika ditanya oleh Dewan Perdagangan Inggris dan Senat AS apakah dia melakukan percakapan setelah tabrakan dengan Kapten atau petugas pertama William (McMaster) Murdoch yang saat itu sedang bertugas, kakeknya menjawab tidak. Patten mengatakan bahwa kakeknya berbohong.
“Setelah tabrakan terjadi, kakekku turun ke bawah dengan Kapten Edward John Smith dan Murdoch, menuju ke kabin Murdoch untuk mengambil senapan untuk menjaga keadaan jika terjadi kerusuhan ketika menurunkan sekoci.
Kakek menceritakan bahwa bukannya mengendalikan Titanic memutari gunung es ke sebelah kiri, pengendali kapal Robert Hichens, panik dan memutarnya ke arah yang berlawanan,” ujar Patten.
Mungkin ini terdengar sebagai kesalahan yang tidak patut bagi pengemudi kapal sekelas Titanic, namun Patten menjelaskan semuanya.
Dia mengatakan bahwa kapal uap Titanic masih menggunakan kemudi seperti kapal layar, yang disebut sebagai Tiller Orders.
Pada kemudi seperti ini, jika ingin berbelok ke kanan, maka yang ditekan adalah yang ke arah kiri, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan kapal uap umumnya menggunakan Rudder Orders atau Helm Orders, yaitu kemudi yang berbelok persis seperti yang diinginkan.
“Murdoch memberikan perintah Tiller Orders kepada Hitchins. Dalam keadaan panik, Hitchins memutarnya menggunakan Rudder Order persis seperti pada latihan”.
“Mereka hanya punya empat menit untuk mengubahnya, ketika Murdoch mendapati kesalahan Hitchins dan mencoba memperbaikinya, semuanya sudah terlambat,” jelas Patten.
Kemudian Patten menceritakan lagi rahasia yang lebih mencengangkan.
Patten mengatakan bahwa Hitchin lah yang membuat kesalahan, namun yang membuat keputusan menenggelamkan kapal titanic yang menewaskan ribuan orang adalah pemilik Titanic sendiri, Bruce Ismay, pemimpin White Star Line.
“Titanic menabrak gunung es pada titik vitalnya, namun menurut perkiraan kakekku, Titanic dapat mengapung dalam waktu yang lama.
Tapi Ismay keluar dan tidak ingin investasi besarnya berada diam di tengah laut Atlantic dan tenggelam perlahan, atau diderek ke pelabuhan terdekat.
Itu bukanlah publisitas yang bagus! Dia menyerukan Kapten untuk berjalan dengan pelan. Titanic dibuat tidak untuk tenggelam,” kisah Patten.
Patten mengatakan bahwa Titanic bisa saja selamat dan tidak akan ada orang yang tewas jika kapal itu diam saja dan menunggu bantuan datang.
Namun dengan berjalan perlahan, tekanan air laut memasuki lambung yang robek dan memenuhi setiap lantai satu persatu, itulah yang menyebabkannya tenggelam.
Ditanya mengapa kakeknya berbohong selama ini, Patten mengatakan bahwa kakeknya terpaksa berbohong untuk melindungi orang banyak.
“Ketika dia berada di sekoci, Bruce Ismay mengatakan kepada kakekku bahwa jika membocorkan hal ini, maka White Star Line akan dinyatakan lalai dan tidak layak menerima asuransi”.
Ismay mengatakan bahwa perusahaannya akan bangkrut dan semua orang akan kehilangan pekerjaannya jika semua rahasia ini terkuak.
“Ini adalah kode kehormatan diantara orang-orang seperti kakek saya pada waktu itu. Jadi dia berbohong untuk melindungi pekerjaan orang lain,” jelasnya.
Jadi pada intinya, kejadian tenggelamnya Titanic ini bisa dibilang sabotase pemimpin White Star Line, Bruce Ismay agar mendapatkan asuransi!
Ya, semua ini demi hanya untuk mendapatkan asuransi dengan mengorbankan ribuan nyawa para penumpangnya dalam perjalanan pertama perdana, dari Eropa ke Amerika.

0 comments:

Post a Comment