Wednesday, 16 January 2013

Misteri Kematian Lady Diana



“Al Fayed mengklaim jika Diana dan anaknya terbunuh oleh sebuah konspirasi untuk menghentikan pernikahan putri Inggris itu dengan seorang muslim”
(Pedoman Rakyat, 1 September 2007). Pada 31 Agustus 1997, Lady Diana menghembuskan nafas terakhir. Sang putri yang lahir pada 1 Juli 1961, pergi meninggalkan berjuta kenangan sekaligus sebuah misteri kematian yang tiada bertepi.

Ketika Lady Di tewas, sekonyong-konyong orang berduka tanpa dibatasi oleh agama, suku, bangsa serta organisasi. “Lady Di yang mulia. Kami kehilangan sesosok putri, tetapi, di Surga bertambah seorang bidadari”. Begitu sebuah ungkapan dukacita pada seonggok karangan bunga. Di hari kematiannya, para pencinta Lady Di pun berziarah ke makam Dodi di Surrey. Sebab, Dodi yang disalatkan di Mesjid Regent Park, telah memberikan kebahagiaan di akhir hayat Lady Di.

Diana Francis Spencer merupakan Cinderella abad ke-20. Matanya indah dengan leher jenjang. Ia punya ukuran vital 35-24-35 dengan tinggi 178 cm dan berat 57 kg. Sang putri termaktub sebagai citra anggun wanita modern. Lady Di mendapat tempat di hati warga dunia. Sementara dalam monarki Inggris, ia dibenci nian, khususnya Ratu Elizabeth II. Karena Lady Di pernah mencela protokoler kerajaan yang konservatif serta serba kaku. Bahkan ia juga menyentil parlemen Inggris. Lady Di mempelopori pula gerakan antiranjau. Arkian, merugikan negara pembuat ranjau seperti Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.

Pada 28 Agustus 1996, Lady Di bercerai dengan Pangeran Charles. Gelar Her Royal Highness pun tanggal, namun ia tetap menyandang Princess of Wales selama tidak menikah. Lady Di lalu hinggap dalam dekapan Dodi al-Fayed. Miliuner tersebut pernah melancarkan kritik pedas terhadap Partai Konservatif yang dinilainya curang pada Pemilu Mei 1997. Pemerintah London jelas tidak senang dengan kritik dari pewaris Harrods Store itu.

Berniat Masuk Islam
Sejak berhubungan dengan Dodi, mendadak elegi Lady Di berubah menjadi spirit. Magdi Kamel, dalam bukunya setebal 84 halaman yang diterbitkan Akhbar al-Yom milik pemerintah Mesir, menengarai kalau Lady Di hendak memeluk Islam. Ihwal tersebut disampaikan pada Abdel Qader Azad, imam Mesjid Badshahi di Lahore, Pakistan. Lady Di berencana mengucap 2 kalimat syahadat di Mesjid al-Azhar, Kairo, pada November 1997. Tekad Lady Di masuk Islam juga disampaikan kepada ulama besar Mesir Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi. Islam di mata Lady Di bukan fenomena baru. Sebab ia bersahabat dengan Jemima, puteri tycoon Sir James Goldsmith. Pada 20 Juni 1995, Jemima memeluk Islam sesudah dinikahi Imran Khan, bintang cricket Pakistan. Kisah kasih Diana-Dodi, membuat sebal Barbara Cartland. Penulis novel pop sekaligus nenek tiri Lady Di itu, tidak merestui hubungan mereka. Karena Dodi orang Arab, muslim lagi.

Enam jam sebelum kecelakaan yang merenggut jiwanya, Lady Di menelepon Richard Kay, reporter The Daily Mail. Ia menuturkan bila mau mundur dari kehidupan publik pada akhir 1997. Lady Di ingin mengubah total gaya hidupnya. Magdi Kamel berspekulasi jika Lady Di sebetulnya mangkat sebagai muslimah. Sebab, hukum syariah menjelaskan bahwa orang yang berniat masuk Islam, tetapi, tidak terlaksana akibat meninggal, otomatis dianggap muslim. “Siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah serta rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya. Sungguh, telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (an-Nisa: 100).

Anggota OKI
Kematian Lady Di dipicu oleh rumor kalau ia sedang hamil. Sebuah koran di Jerman mewartakan bila kandungan Lady Di berusia 1 bulan. Pada 22 Agustus 1997, Diana-Dodi berlibur di Laut Tengah. Surat kabar London Daily Mail memasang foto pasangan tersebut yang sedang bermesraan hasil jepretan paparazzo Mario Benna.

Saat berada di atas kapal pesiar Jonikal senilai 30 juta dollar AS, maka, Dodi yang sudah kawin siri dengan Lady Di, membisikkan kata bayi sambil mengelus perut sang putri. Detektif dari Secret Intelligence Service (SIS) alias MI6 yang mengintai gerak-gerik 2 sejoli itu, spontan terhenyak. Bos MI6 Sir David Spedding (1994-1999), haqqul yaqin jika kehamilan Lady Di bakal membuat langit Keraton Buckingham gonjang-ganjing. Kalau rahim Lady Di dibuahi benih Dodi, berarti keduanya segera menuju ke pelaminan. Padahal tidak sepatutnya Pangeran William sebagai putera mahkota berayah tiri orang Islam. Apalagi, bila William menjadi raja, ia juga sebagai Supreme Governor gereja Anglikan.

MI6 makin gusar lantaran Lady Di teramat berpengaruh terhadap kedua anaknya. Alhasil, jika William naik tahta, niscaya kebijakan-kebijakannya akan kental dengan visi Lady Di. Akibatnya, kebijakan luar negeri Inggris bakal berbelok arah dari Eropa Barat serta Amerika Utara ke Timur Tengah dan Afrika Utara. Inggris malahan dipastikan menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Di markasnya di Vauxhall Cross, London, MI6 akhirnya membentuk regu buru sergap guna menghukum Lady Di. Pasukan khusus tersebut dibantu CIA, FBI, Mossad serta la Direction Generale de la Securite Exterieure (intel Perancis). Keputusan untuk membunuh Lady Di merupakan ikrar MI6 demi melindungi monarki Inggris.

0 comments:

Post a Comment