Tuesday 12 February 2013

Sejarah Gong Xi Fat Choi

Hai, kayaknya gua udah lama gak update postingan di blok. Hehehe abisan sibuk sih banyakan ulangan + tugas.

Yaudah langsung masuk ke topik aja, jadi hari ini gua mau bahas tentang Sejarah Gong Xi Fat Choi. Rencana gua mau nulis pas hari sin chia cuma lupa, yah telat 2 hari gapapa lah ya.
 

Gong Xi Fat Choi dalam pandangan masyarakat tionghoa adalah sebuah tradisi yang kurang lebih hampir berusia dua ribu enam ratus tahun. persisnya tahun ini orang-orang tionghoa merayakan tahun ke dua ribu lima ratus limapuluh sembilan. yap, betul sekali, Gong Xi Fat Choi adalah perayaan tahun baru bagi bangsa tionghoa dan keturunannya. bangsa tionghoa yang ada di Indonesia adalah generasi ketiga sampai kelima dari bangsa cina pertama yang memasuki Indonesia. rata-rata mereka memasuki Indonesia melalui jalur perdagangan. meski beberapa diantara mereka berprofesi sebagai petani.
Pada awalnya sejarah Gong Xi Fat Choi adalah awal tahu  dimulainya musim semi. dahulu jauh di daratan tiongkok sana, para petani biasa menandai tahun baru dengan awal hadirnya musim semi. Musim semi menurut mereka identik dengan harapan, rezeki, dan semangat baru. kenapa? Tak lain dan tak bukan adalah karena musim semi pada waktu itu adalah awal tumbuhnya padi dan awal dimulainya sebuah siklus yang tak henti. Pada masa itu waktu padi tumbuh sampai bisa dipanen adalah satu tahun penuh. Dorongan alami itulah yang membuat mereka kemudian menetapkan musim semi adalah awal tahun baru.
lalu kenapa Gong Xi Fat Choi identik dengan hewan-hewan? Seperti misalnya tahun ini, mereka percaya bahwa tahun ini adalah tahun tikus tanah. darimanakah asalnya?
tentang karakter hewan dalam tahun baru cina ini. Itu bersumber dari dua belas karakter dasar manusia yang kemudian terwujud dalam dua belas karakter hewan itu. Tentu saja karakter manusia itu disesuaikan dengan karakter hewan. Alasannya adalah manusia belum mampu menemukan makhluk lain yang dianggap sebagai representasi dari sifat-sifat manusia. nah makanya keduabelas karakter hewan itu dianggap bisa mewakili karakter-karakter dasar manusia. Bisa jadi ini adalah cabang atau dasar dari ilmu psikologi modern, ilmu tentang jiwa manusia. Tapi karena pada waktu itu teknologi belum secanggih sekarang dan ilmu psikologi belum ada. Maka dibuatlah kedua belas shio itu. Ini juga menunjukkan ketinggian budaya masyarakat cina kuno yang sudah memikirkan tentang manusia, sementara masyarakat lainnya mungkin masih berkutat dengan perebutan kekuasaan, ekspansi, dan pemberontakan internal. Lalu apa pula itu unsur api, air, tanah, udara dan lainnya yang selalu melingkupi karakter hewan-hewan tersebut?
Unsur-unsur tersebut adalah pelengkap karakter dasar yang telah ada. dalam perhitungan cina, setiap tahun itu selalu mengandung unsur-unsur tertentu. Contohnya adalah indonesia yang lahir dan merdeka di tahun 1945. Pada tahun itu unsur yang kuat melingkupi Indonesia adalah air dan kayu. Nah jika seseorang mau maju, berkonsentrasilah pada bidang yang sesuai dengan unsur alamiah pada tubuhnya. Dengan kata lain jika Indonesia mau maju harusnya fokus di kedua bidang itu. Perkayuan alias hutan dan perikanan alias air. Sayang hutan kita sudah habis dibalak secara liar dan dijual ke manca negara, dan perairan kita juga sudah menyusut akibat ulah singapura yang menguruk lautannya dengan pasir kita yang dijual (juga) oleh orang kita. Percaya atau tidak garis pantai dan laut kita termasuk salah satu yang terpanjang di dunia dan (dulunya) hutan kita sangat rimbun, bahkan WWF pernah menyarankan agar hutan Indonesia masuk dalam perlindungan internasional karena merupakan salah satu hutan paru-paru dunia. Sayangnya pemerintah dan politikus kita justru fokus mencari sabetan sesaat, melakukan pendekatan dengan cara trading alih-alih investasi. Jika dipandang dari sisi psikologis, unsur-unsur ini sendiri merupakan penguat karakter binatang tadi dan juga representasi sifat-sifat manusia. misalnya unsur api yang melambangkan kekuatan, kemarahan, dan agresivitas. unsur air melambangkan kelembutan, kehalusan budi pekerti, namun plin-plan karena sering  berubah bentuk. Unsur udara melambangkan kedigjayaan, kehormatan, ketinggian aklak, namun seringkali sombong. sedang unsur tanah bersifat pasif, menerima, mengungkung, menyerap, namun seringkali pasrah akan nasib.
Sin chia (kata lain dari Gong Xi Fat Choi) juga sebenarnya telah bertambah kaya dari segi kebudayaan. tak lain adalah karena ia juga bersinggungan dengan tradisi agama buddha. Tahun baru yang jatuh bertepatan dengan musim semi ini juga dianggap mewakili sebagai perayaan mohon berkah terhadap Dewi Kwan Im. Para pemeluk agama buddha percaya bahwa dewi kwan im akan memberikan mereka perlindungan dan mengabulkan harapan mereka. dalam legenda buddha, Dewi Kwan Im adalah salah seorang kader pengikut setia buddha (sidharta gautama) yang kemudian berhasil mencapai moksha (kesempurnaan) dalam hidupnya. Dewi ini sendiri bersifat penuh welas asih, penuh cinta, dan sangat penyayang. Karenanya tak heran jika dewi kwan im menjadi lebih terkenal dibanding buddha di dalam lingkungan pengikut buddha sendiri. Kisah dewi ini sendiri pernah difilmkan dalam sinetron kera sakti (judul bahasa inggrisnya a journey to the west) yang terkenal pada periode 90-an akhir dan pernah di re-run di tahun 2000 awal.
Mengenai makanan khas dalam tahun baru cina. biasanya mereka menyediakan jeruk yang berwarna kuning dan manis, berbagai macam sesajen berbentuk makanan dan hasil bumi, serta wana merah. Kuning melambangkan harapan yang baik ditahun mendatang, sedangkan merah melambangkan semangat dalam mencapai harapan tersebut. lalu sesajen yang banyak berupa makanan dan hasil bumi mencerminkan karakter dasar dari perayaan tahunan ini, yaitu tradisi yang berasal dari budaya para petani.

-Sekian-

0 comments:

Post a Comment